Friday, May 3, 2019

Ini Yang Membuat IHSG Tertekan Sepekan Awal Bulan Mei 2019

Menutup pekan awal di bulan Mei 2019 IHSG berakhir di zona merah. Jum’at 3 Mei 2019 IHSG ditutup di level 6.319 atau -55 point (-0,86%) dan mata uang Rupiah juga ditutup melemah di level Rp 14.266 per Dolar AS.
Beberapa faktor yang membuat pasar saham dan pasar valuta rupiah melemah adalah sebagai berikut:
1.    Ketidakpastian mengenai perang dagang AS – Tiongkok
Sejumlah investor saat ini tengah mengamati hasil dari perundingan damai perang dagang yang terjadi antara AS dan Tiongkok. Pertemuan yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan AS dan Tiongkok di Beijing, Tiongkok pekan ini diharapkan menghasilkan kesepakatan dagang baru yang memberikan dampak segar di pasar.
cnbcindonesia.com
Sejatinya berita tersebut tengah ditunggu oleh pelaku pasar pada Jum’at pekan ini namun hingga penutup pasar saham hari ini kabar hasil perundingan tersebut tak kunjung ada sehingga menyebabkan spekulasi pelaku pasar bahwa perundingan tersebut tidak membuahkan hasil.
2.    Penurunan harga minyak dunia
Harga minyak dunia sempat melesat naik pada akhir bulan April 2019 kemarin ditutup melemah seiring dengan sejumlah asumsi akan adanya kelebihan pasokan minyak secara global hal ini terjadi karena Amerika Serikat memutuskan untuk tidak akan mengeluarkan kebijakan yang berkaitan keringanan sanksi terhadap Iran. Situasipun semakin memanas seiring dengan kebijakan Arab Saudi yang akan menigkatkan produksi minyaknya jika diperlukan untuk mengimbangi pasokan minyak dari Iran.
antaranews.com
Sedangkan saat ini persedian minyak mentah AS berada di atas rata-rata untuk lima tahun terakhir yaitu 470,6 juta barel. Minyak mentah berjangka di AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk Juni, turun sebanyak 1,79 Dollar AS menjadi 61,81 Dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange sedangkan minyak mentah Brent turun sebanyak 1,43 Dollar AS menjadi 70,75 Dollar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
3.    Potensi Suku Bunga Bank Sentral AS (The FED US) urung dipangkas
Pada tanggal 1 Mei 2019 kemarin Gubernur Bank Sentral AS (The FED US), Jerome Powell mengumumkan bahwa tingkat suku bunga acuan AS dipertahankan di level 2,25-2,5 persen. Sebelumnya Powell memastikan bahwa Bank Sentral AS tersebut tidak akan menaikkan tingkat suku Bunga acuannya di tahun 2019 ini pada Maret 2019 lalu. Namun seiring dengan membaiknya sejumlah data ekonomi AS membuat pelaku pasar mulai cemas seiring dengan pernyataan Powell bahwa pada pada tahun ini potensi pemangkasan suku bunga tidak akan dilakukan. Hal tersebut direspon oleh pelaku pasar bahwa jauh dari dovish atau kebijakan moneter longgar.
ekonomi.bisnis.com

4.    Situasi politik dikarenakan adanya klaim sepihak dari salah satu paslon pasca pilpres 2019.
Pemungutan suara memang sudah dilakukan pada tanggal 17 April 2019 lalu dan saat ini masih dalam proses rekapitulasi suara namun kubu dari salah satu paslon secara sepihak mengklaim menang bersamaan dengan tuduhan adanya kecurangan pada pemilu tahun ini. Ketidakpuasan salah paslon tersebut menyangkal hasil quick count atau hitung cepat yang dikeluarkan sejumlah lembaga survei.
Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Jumat 3 Mei Pukul 16.00 WIB, Data Masuk 63,8%
tribunnews.com
Pelaku pasar beranggapan bahwa ribut proses pemilu akan berdampak pada ketidakstabilan politik sehingga menyebabkan situasi kemanan terganggu dan proses bisnis tidak maksimal.
Poin pertama hingga ketiga merupakan faktor ekternal yang menyebabkan IHSG dan sejumlah Bursa Saham Asia juga berakhir di zona merah pada hari ini seperti Indeks Straits Times (Singapura) yang melemah 0,03%, Indeks Kospi (Korea Selatan) jatuh 0,74% dan Indeks Hang Seng (Hong Kong) yang tutup di zona hijau naik 0,46% sedangkan poin keempat merupakan faktor internal atau dari dalam negeri.

Referensi:

Gambar:
cnbcindonesia.com
antaranews.com
ekonomi.bisnis.com
tribunnews.com 

No comments:

Post a Comment

Meski Kinerja Keuangan Dibayangi Pandemi Covid-19 Saham GGRM Menarik Dicermati

Trading Plan GGRM (PT. Gudang Garam, Tbk) Note: 6/21/2020 Emiten yang bergerak sektor industri rokok volume penjualannya diperkiran ...